Pelaksanaan Pameran
Pameran “Monstrous Mastery” mulai dihelat dari 2 Maret hingga 5 Mei 2024. Untuk waktu operasional pelaksanaan pameran dibuka mulai pukul 10 pagi hingga 7 malam.
Lokasi pelaksanaan pameran ini berlangsung di Galeri Srisasanti tepatnya di Tirtodipuran Link Building A
Tiket Pameran Monstrous Mastery
Berdasarkan informasi yang diperoleh, pelaksanaan pameran ini dibuka untuk umum. Namun bagi pengunjung yang ingin menyaksikan karya-karya yang ditampilkan, perlu merogoh kocek sebesar Rp30.000.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai pameran, bisa diakses melalui laman website www.srisasantisyndicate.com dan sosial medianya @srisasantigallery
Tentang Pameran Monstrous Mastery
Pameran “Monstrous Mastery” merupakan pameran solo perdana Darbotz. Dalam pameran ini, Darbotz menggunakan Monster sebagai analogi nilai perjuangan bertahan hidup di ibukota. Monster melambangkan kemampuan manusia beradaptasi dalam berbagai kondisi. Sebagai ibukota dinamis, Jakarta menciptakan kehidupan keras dan penuh ketidakpastian.
Pameran Monstrous Mastery mengungkap sisi gelap dan ambiguitas manusia dalam bertahan hidup di kehidupan urban. “Monstrous” dan “Mastery” menciptakan sinergi serta refleksi mendalam tentang kemampuan manusia bertahan hidup.
Untuk menambah kesan dari makna pameran, Darbotz menggunakan graffiti sebagai bahasa visualnya, menganggap kota sebagai kanvas potensial sejak tahun 2004. Karya-karya Darbotz mencerminkan kontradiksi antara kemajuan perkotaan dan keterasingan manusia.
Dalam pameran ini, Darbotz menggandeng sejumlah seniman Street Art lainnya, seperti Tuyuloveme, Techoo, Sicovechas, Lovehatelove, Muck, Rune, Dyeget, Trasher, Setsu, dan Nick23. Sekitar lebih dari 60 karya ditampilkan, dengan rincian 29 lukisan di atas kanvas, 24 gambar di atas kertas, 10 gambar kolaborasi dengan seniman grafiti Yogyakarta, dua patung, dan mural.
Profil Seniman
Darbotz merupakan sosok seniman jalanan asal Jakarta. Ia memulai perjalanan seninya sebagai Street Art pada tahun 2004. Pengalaman hidupnya selama tinggal dan menjalani kesehariannya di Jakarta, menjadi inspirasi Darbotz dalam menciptakan mural.
Lukisan-lukisan muralnya selalu menekankan pada pemilihan warna monokromatik atau hitam putih di samping pemilihan warna lainnya. Dengan ciri khas Cumi Kong berwarna hitam putih, ia menghindari nuansa colorful yang terlalu menonjol hanya agar karya-karyanya lebih bisa memberi kesan mencolok di tengah banyak warna-warni.
Selama 20 tahun lebih, karakter karyanya selalu mengalami perkembangan, seperti halnya kota kelahirannya yang dinamis. Filosofi karyanya selalu menyoroti keriuhan ibukota dan sisi lain yang tidak ditampakkan melalui aplikasinya ke mural.
Berbagai karya muralnya telah ditampilkan baik dalam galeri maupun ruang publik. Meskipun lahir dan besar di Jakarta, tidak menutup karya Darbotz untuk dikenal melintasi dalam negeri. Berulang kali ia menerima tawaran kerjasama dari Singapura, Malaysia, Australia hingga Prancis.